Kamis, 01 Januari 2015

Melayari Sungai Takdir

Melayari Sungai Takdir

OPINI | 01 December 2013 | 09:43

Pernahkah naik perahu mengikuti aliran arus sungai?..
kalau pernah, tahukah bagaimana keadaanya, bagaimana sang pembawa perahu?
dibanding orang yang berjalan di tepi sungai?. Dibanding yang berenang menentang arus?.
dibanding yang sibuk dengan urusannya?…
maka lihatlah bagaimana dan perhatikan baik-baik…
seolah tiada energy yang dipergunakan dan hanya perlu mengikuti aliran arus itu
menghindari rintangan, menjaga agar selalu stabil
..
dan selebihnya, hanyalah menikmati pemandangan di kanan kiri perahu
menikmati keindahan panorma, segarnya udara sungai, birunya langit, dan nikmatnya pelayaran ini
(bandingkan dengan orang yang mengayuh perahu menentang arus?. bandingkan dengan orang yang berlari,
atau bandingkan dengan orang yang berenang di arus yang deras…sekali lagi fikirkan dan bandingkan)….
begitulah perumpamaan “takdir” dalam kehidupan kita
arus takdir itu akan menyeret hidup kita, mau tidak mau dan suka tidak suka
membawanya sampai ke ujung kematian kita, itulah akhir sungai kehidupan kita
…..
kalau “sang aku” mampu menjadi “nakhoda” bagi ragaku dan mengalir bersama arus takdir-ku
maka aku mampu menikmati “journey” sepanjang sungai perjalanan hidupku, menikmatinya
tanpa bersusah payah, mungkin sewaktu-waktu perlu tenaga ekstra untuk melewati sebuah rintangan,
atau harus mengayuh ketika aliran sungai tenang, namun selebihnya, atau sebagian besar yang harus dilakukan
hanyalah menjaga agar perahu tetap berada di tengah aliran sungai
karena sekali merapat ke pinggir, maka perlu kekuatan dan tenaga yang cukup besar untuk kembali kepada jalur
dimana aliran sungai mampu membawa perahu ke hilir, ke muara, samudra akhir kehidupan
….
Bagaimanakah orang yang mampu berada di aliran sungai takdirnya?
maka laju perahunya akan mudah, cepat dan langsung menuju arah tujuan, akhir perjalanan
tak perlu berputar-putar di tempat, tak perlu terhalang dan terhambat
….
Maka kenalilah sungai takdirmu (bakat, kemampuan, kelebihan, kekurangan diri)
seluruh seluk beluk diri sendiri, karena itulah perahu dan seluruh perangkat
yang akan membawamu menuju akhir perjalanan…
lalu kenali tujuan atau akhir perjalanan, yaitu muara atau akhir hidup atau tujuan hidup
……
bekali dengan alat navigasi, peta, dan petunjuk perjalanan, sehingga ada persiapan
terutama di setiap persimpangan jalan dan mengenal betul keadaan sungai tersebut
mengenali seluruh rute perjalanan akan memudahkan menuju akhir tujuan
lalu nikmati setiap detik perjalanan
nikmati keindahan sepanjang sungai kehidupan, karena kehidupan ini hanya sekali
rasakan nikmatnya ayunan perahu yang melenakan
dan tak lupa tentunya
persiapkan bekal yang diperlukan nantinya di akhir perjalanan
ketika kita tak lagi naik perahu kita
(kita menyebutnya mati)
……
maka kita akan mampu merasakan kemudahan menikmati sungai takdir kita
di sini dan di saat ini, tak perlu iri dengan sungai takdir orang lain
….
masing-masing diri dalam rasa yang tengah dialaminya….

Tidak ada komentar: