Senin, 23 Desember 2013

Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu

MANDALAJATI NISKALA Seorang Filsuf  Sunda Abad 21 Menjelaskan Dalam Buku SANG PEMBAHARU DUNIA DI ABAD 21, Mengenai Filsafat SASTRA JENDRA HAYU NINGRAT PANGRUWATING DIYU YANG ADA KAITANNYA DENGAN BAHASA IBU 
Filsafat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu oleh Mandalajati Niskala dianalogikan bagai sebuah kotak yang berisi rahasia besar. Kotak itu berukuran panjang 1M, lebar 1M dan tinggi 1M. Kotak terbuat dari bahan yang tidak bisa dihancurkan oleh kekuatan apapun, sebab kotak itu diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Kemudian kotak dikunci dengan gembok rahasia yang juga tidak bisa dibobol oleh kekuatan apapun karena gembok rahasia itupun diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Di atas kotak tersebut diletakan Handbook sebagai pedoman untuk membuka kotak rahasia, dan harus didahului bagaimana caranya membuka gembok rahasia itu. Jika gembok rahasia telah mampu dibuka, di dalamnya terdapat isi yang sangat rahasia dan misteri yang bernama Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu. Aneh bin ajaib jangankan isi kotak, gemboknya saja hingga kini abad 21 belum ada yang sanggup membuka. Handbook kotak tersebut berisi simpul-simpul dan simpul-silmpul tersebut merupakan cerita; Resi Wisrawa memulai penjabaran apa arti ilmu Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu.

Namun sebelum wejangan berupa penjabaran makna ilmu Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu diajarkan kepada Dewi Sukesih, Resi Wisrawa memberikan sekilas tentang ilmu itu kepada Sang Prabu Sumali. Resi Wisrawa berkata lembut, bahwa seyogyanya tak usah terburu-buru, kehendak Sang Prabu Sumali pasti terlaksana. Jika dengan sesungguhnya menghendaki keutamaan dan ingin mengetahui arti sastra jendra.

Ajaran Ilmu Sastra Jendra itu adalah, barang siapa yang menyadari dan menaati benar makna yang terkandung di dalam ajaran itu akan dapat mengenal watak diri pribadi. Nafsu-nafsu ini selanjutnya dipupuk, dikembangkan dengan sungguh-sungguh secara jujur, di bawah pimpinan kesadaran yang baik dan bersifat jujur. Dalam pada itu yang sifat buruk jahat dilenyapkan dan yang bersifat baik dikembangkan sejauh mungkin. Kesemuanya di bawah pimpinan kebijaksanaan yang bersifat luhur, dan seterusnya……, dan seterusnya hingga cerita tuntas setebal buku.

Handbook itu diperebutkan dan diklaim sebagai kitab Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu. Muncullah disana-sini akhli kitab Sastra Jendra, sebab disangkanya Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu itu berupa “KIWIR KIWIR SETEBAL BUKU”, padahal buku yang terletak diatas kotak itu, hanyalah sebuah Handbook untuk membuka gembok rahasia agar kotak dapat dibuka.

Jika kotak ternyata dapat dibuka karena Handbook dibaca dengan benar, di dalam kotakpun masih ada Handbook lainnya sebagai pegangan tata-titi untuk membuka rahasia Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu.
Sampai saat ini kotak itu masih tertutup rapat dan gembok rahasiapun belum ada yang sanggup membuka. Ketahuilah jika nanti Gembok rahasia dapat diketahui kuncinya, sehingga kotak itu dapat dibuka, maka Kitab Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu beserta Handbooknya HILANG DITELAN ALAM atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa, melanglang jagat “Trimurti” menemui “Sejati Diri”, mengendap merelung darah “HUDAR, HADIR, HIDIR”, sehingga orang yang berebut untuk mewarisinya hanya mendapati kotak dengan RUANG KOSONG.

Inilah sebuah analogi yang disampaikan oleh Mandalajati Niskala mengenai Filsafat Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu yang masih menjadi sebuah misteri besar dalam dunia filsafat dan spiritual. Menurut pandangan Mandalajati Niskala bahwa Filsafat Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu merupakan kamus ilmu yang tanpa limit dalam sebuah sistem filsafat kehidupan semesta, namun hingga kini bagi banyak kalangan akhli masih terbalut selaput tebal. Mandalajati Niskala mampu menyingkapnya menjadi sebuah mustika ilmu pengetahaun yang luar bisa. Jujur saja rata-rata para pakar seperti kami, tidak faham akan kandungan filsafat Sastra Jendra dan hanya terjebak pada alur cerita Wisrawa, Dewi Sukesih, dll.

Terbongkarnya kandungan filsafat Sastra Jendra oleh Mandalajati Niskala, ditandai dengan penjelasan panjang lebar yang beliau sampaikan pada bahasan filsafat di banyak pertemuan. Akibatnya banyak kalangan yang intinya ingin memahami lebih jaun mengenai Sastra Jendra dan bertanya kepada beliau tentang rahasia yang terkandung didalamnya. Kami mengikuti dan mengamati apa yang dijelaskan Mandalajati Niskala sangat berbeda dengan yang dipahami oleh mereka yang mengklaim para akhli budaya. Mereka umumnya hingga kini masih buta dan meraba-raba. Gambaran rahasia Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu ditandai dengan lahirnya syair “Nitis Ngawanci” yang beliau tulis sebagai berikut: ———————————–

Cur pulung Mandala Agung,
- Mandala Sastrahing Jendra,
- Mandala Hayuning Ratu,
- Mandala Pangruwating Diyu,
- Mandala jatining rasa Geus ngucur jati rahayu,
- Jati Langit Lohing Mahpud,
- Nitis Bumi Loh Jinawi,
- Nitis sumereping ati,
- Ati kula ati Sunda,
- Matarema Insun – Dia,
- Ati rasa nu sajati,
- Nu ngancik na jero diri.
Pur ngempur cahyahing Mandalajati, nu ngebrak gilang gumilang, Nu hurung jero kurungan
Pur ngempur Mandala Agung Cahyahing gilang gumilang Nu nyaangan Pawenangan Sastrahing Jendra Hayuning Ratu Pangruwating Diyu PANGGUMULUNG “keun upayakeun” Mandala Jati kana “kun fayakuning” Mandala Agung.
Rep rerep sumerep-hing gumulung nyarungsum balung Tis nitis tumitis-hing ngagetih ngaati Jleg ngadeg Sastra-hing Jendra Hayun-hing Ratu Pangruwat-hing Diyu Nyurup ngamanusa Sunda Dina adegan Khalifah,
- —————————–
Begitu dahsyat kandungan syair Nitis Ngawanci, yang menyebabkan kami ingin menggali lebih jauh. Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu dalam penjelasan Mandalajati Niskala yang sempat kami simak, ternyata sebuah wahana rahasia raksasa yang tersimpan di Lauh Mahfud yang merupakan Trinata dari Sistem Asmaakullaha, yang kemudian melahirkan seluruh system turunan lainnya diantranya; Sistem Tatanan Ilmu Kalam, Sistem Tatanan Kehidupan, Sistem Tatanan Wujud dsb. Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu hanyalah sebuah istilah yang dibuat berdasarkan kaidah pada ketetapan Tuhan YMK dalam Ayat Kauniyah, bukan pada Ayat-ayat Kauliyah. Kandungannya tidak mungkin dapat dikitabkan karena Maha Luas, Maha Menyeluruh dan tanpa limit, mengikuti sifat-sifat Tuhan Yang Maha Segalanya. Jika ada orang mengatakan bahwa ada kitab Sastra Jendra karangan Si A, Si B dan seterusnya, jelas itu merupakan kebohongan nyata yang lahir dari sifat kebodohan dan ketidakfahaman akan Sastra Jendra itu sendiri.

Demikian kata Mandalajati Niskala. Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu adalah sebuah Sistem Tri Tangtu di Buana yang tidak terlepas dan merunut pada hukum-hukum Tuhan yang bermula dari sebuah titik Jawahar Awal sebagai “ASAL MUASAL” kehidupan, surup ke Jawahar Akhir. Sastra Jendra tak lain adalah cahaya ilmu yang di pancarkan dariLOH MAHFUD (Loh=Lauh) menerangi LOH JINAWI sebagai titik pusat Bumi, yang terletak di Puser Parahyangan. LOH MAHFUD sendiri adalah sebagai Pusat dan Dokumentasi ilmu Jagat Raya yang tanpa limit. Karena itu Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu adalah merupakan sebuah ILMU KALAM yang maha luas dan tanpa limit, yang berada di Lauh Mahfud sebagai Pusat Ilmu Alam Semesta, yang dapat diakses pada Pusat Bumi Lauh Jinawi sebagai Pusat Pemerintahan Sang Ratu Adil. Ilmu Kalam tanpa limit adalah ilmu sastra yang maha luas tanpa limit. Maha luas tanpa limit disebut JENDRA. Kalau memiliki titik limit tidak disebut JENDRA tetapi disebutnya JENDRAL. Dengan demikian maka arti Sastra Jendra sebenarnya adalah SEBUAH ILMU RAHASIA BAHASA YANG MEMILIKI KEKAYAAN KOSAKATA YANG TANPA LIMIT. itulah Bahasa Sunda yang tanpa limit sebagai Handbook yang akan membongkar rahasia Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu.

Kalau tidak percaya, coba bandingkan antara kamus bahasa Inggris yang hanya memiliki perbendaharaan 100.000 kosakata dengan bahasa Sunda Saptapuraga yang memiliki perbendaharaan kata sebanyak 1.300 TRILIUN KOSAKATA. Apabila kosakata Saptapuraga dijadikan kamus seperti kamus bahasa inggris, maka akan berjumlah 13 MILIAR KAMUS. Jika ukuran volume kamus bahasa Inggris 25X30X8cm yaitu 6.000cm3 atau 0,006M3 maka volume kamus bahasa Sunda Saptapuraga adalah 78 JUTA METER KUBIK. Jika kamus disusun dengan ketinggian satu meter maka lahan yang dibutuhkan untuk menyimpan kamus tersebut seluas 78 JUTA METER PERSEGI. Dapat dibayangkan Kota Bandung akan penuh dengan kamus bahasa Sunda Saptapuraga.

Demikian Mandalajati Niskala menjelaskan kepada kami. Semua orang akan merasa heran dengan jumlah kosakata bahasa Sunda sebanyak itu. Kami mencoba menanyakan dengan maksud supaya kami betul-betul yakin terhadap ucapan Mandalajati Niskala: “Apakah betul kosakata bahasa Sunda seluruhnya ada 1.300 Triliun Kosakata”? Mandalajati Niskala menjawab: “SALAH……. Saya katakan tanpa limit, BUKAN SEBANYAK ITU. Itu hanya dalam cakupan Saptapuraga, maksudnya hanya contoh untuk dibandingkan dengan “KAMUS YAHUDI””. Waduh……., penulis tambah bingung dan tambah penasaran. Baik kami akan mencoba bertanya terus untuk meyakinkan kami dan para pembaca: “Apakah 1.300 TRILIUN KOSAKATA anda mamahaminya”? Mandalajati Niskala menjawab: “Bukan memahaminnya tapi insyaalloh saya hafal seluruhnya di luar kepala”. Tentu saja sangat mengagetkan, setengah tidak percaya namun keyakinan yang terpantul pada raut wajah Mandalajati Niskala dengan jawaban yang tandas, menjadikan rasa penasaran kami semakin meningkat. Kami tanyakan lebih jauh: “Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membaca kamus sebanyak 1.300 Triliun Kosakata”? Beliau menjawab sambil seloroh: “Wa…ah anda pura-pura tidak bisa menghitung. Begini, jika membaca satu kosakata membutuhkan waktu rata-rata 2 detik, kemudian kita baca kamus tersebut terus menerus sampai selesai tanpa istirahat, maka waktu yang dibutuhkan adalah 80 JUTA TAHUN. Silakan anda hitung sendiri…!!! Heheeh lucu ya…!!!”

Mandalajati Niskala menatap dengan mata yang disorotkan sambil langsung menebak kebenaran perasaan kami dengan sebuah pertanyaan sebagai berikut: “Pasti anda akan bertanya manusia mana yang punya umur sepanjang itu?” Bener juga tebakan Mandalajati Niskala ini….! Selanjutnya kami mencoba mengkorek pendapat Mandalajati Niskala mengenai para Budayawan Sunda: “Kalau boleh saya tahu; Apakah seperti Ajip Rosidi, Hidayat Suryalaga alm., Nina Lubis, Ibu Oce Jungjunan dan lain-lain yang memiliki predikat sebagai Akhli Budaya Sunda memahami masalah ini; Soalnya kami perhatikan berpuluh tahun mereka malah punya pemahaman bahwa kosakata bahasa Sunda banyak menyerap dari bahasa lain”?

Jawaban Mandalajati Niskala: “Maaf disiplin ilmu tiap orang bisa berbeda. Demikian pula pasti mereka punya rujukan ilmu. Saya yakin tiap orang punya kelebihan pada disiplin ilmunya, karena mereka semua mengorbankan waktu untuk sebuah ilmu. Janganlah hal-hal yang saya uraikan dijadikan standar untuk mengukur kompetensi orang lain, sebab bisa jadi dapat merusak citra orang lain”. Para Pembaca Mandalajati seperti yang malas untuk mengkritisi para akhli budaya, selanjutnya Mandalajati Niskala menjelaskan bahwa bahasa Sunda adalah bahasa primer tanpa limit yang tak lain adalah Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu. Tutur Mandalajati Niskala berikutnya: “Ada tiga filsafat kalam yang semuanya tanpa limit, yaitu Filsafat Sastra Jendra, Filsafat Hayu Ningrat dan Filsafat Pangruwating Diyu. Itulah yang seyogyanya dibongkar oleh para filsuf, kemudian diregulasi oleh para ilmuwan menjadi sajian ilmu. Sehingga hasanah pengetahuan yang luar biasa ini tidak distigma sebagai mitos.

Anggapan mitos terhadap khasanah kekayaan Sunda bisa jadi hanya dikarenakan ketidaktahuan dan ketidakfahaman mengenai Filsafat Sunda. Para filsuf Sunda sampai hari ini masih sembunyi. Mereka punya tugas yang lebih dari sekedar diskusi di forum-forum. Mereka semua sedang berhadapan dengan Dazal dan Yahudi. Perlu saya tegaskan, sebenarnya jika rahasia Sastra Jendra terbuka maka terbukalah Dunia dan telanjanglah Dazal dan Yahudi yang selalu memanipulasi ilmu pengetahuan.

Tidak boleh menutup mata bahwa ilmu pengetahuan yang kita konsumsi saat ini adalah produk Dzal dan Yahudi. Baik itu masuk melalui PINTU BARAT maupun masuk melalui PINTU TIMUR. Sastra Jendra tak lain adalah ilmu kalam berupa AYATULLAH KAUNIYAH untuk membuka kebenaran rahasia alam ini. Sekian lama Sastra Jendra bergeser dari titik pusatnya. Diluar pusatnya manusia manapun tidak akan sanggup untuk membongkar kandungannya, karena kandungan Sastra Jendra harus dibongkar menggunakan bahasa primer yaitu bahasa Sunda. Jika demikian bahasa Sunda memiliki kecakapan untuk menterjemahkan ‘makna energy’ seluruh bahasa di Dunia. INILAH YANG DIMAKSUDKAN BAHASA IBU ATAU IBU BAHASA. Bahasa Ibu atau Ibu bahasa tak lain Bahasa Babon atau Bahasa Bibit. Bahasa ini tentunya sebagai bahasa wiwitan yang fitrah, yang sejatinya adalah bahasa yang dipakai oleh Ibu Hawa. Bahasa-bahasa yang sekarang dipakai diseluruh permukaan Bumi adalah merupakan bahasa turunannya YANG SEYOGYANYA DIKATAKAN SEBAGAI BAHASA ANAK atau ANAK BAHASA. 

Kita digiring mengikuti jalan pikiran Dazal dan Yahudi yang sengaja berniat memanipulasi supaya manusia lupa kepada bahasa ibunya yang asli, yaitu Bahasa Sunda. Semua bahasa dikatakan sebagai bahasa Ibu dan istilah IBU BAHASA ditiadakan diganti dengan istilah BAHASA IBU, dengan maksud untuk mempermudah memanipulasikan makna. Istilah Ibu Bahasa disembunyikan, kemudian dipublikasikan istilah Bahasa Ibu dalam berbagai konfrensi bahasa untuk melahirkan devinisi. Gagasan kejahatan ini berlangsung sangat tidak terasa. Intinya AKAN MENGHILANGKAN KEBERADAAN BAHASA BABON, SEBAB BAHASA BABON ITU AKAN MENGARAH KEPADA BAHASA SUNDA”.

Demikian yang dituturkan Mandalajati Niskala sambil menambahkan: “Saya tegaskan. Sebenarnya yang dimaksud oleh Dazal dan Yahudi bahwa bahasa Ibu itu adalah Ibu bahasa. Selanjutnya Boleh-boleh saja bahasa manapun mengatakan sebagai Bahasa Ibu atau Ibu bahasa asal mampu memenuhi syarat-syarat sebagai bahasa ibu. Setelah istilah Ibu bahasa berganti menjadi bahasa Ibu, maka menjadi logis bahasa Ibu itu didefinisikan sebagai bahasa ‘Si Mamah’ kepada anaknya. Harapannya jika ibu-ibu di permukaan Bumi ini lancar berbahasa Inggris, maka dia akan merasa bangga melatihkan tutur kata keseharian kepada anak-anaknya. 

Suatu saat akan timbul keadaan bahwa bahasa Ibu itu bahasa Inggris, karena secara realita dan fakta bahwa bahasa Inggis merupakan bahasa yang dipakai sebagai tutur kata seorang ‘Mama’ kepada anaknya diseluruh permukaan bumi. Jika kondisi sudah seperti ini maka istilah bahasa Ibu akan dikembalikan menjadi Ibu bahasa, dan logis jika dikatakan bahwa Ibu bahasa adalah bahasa Inggris. . . . Heheheh……, KOP BAE MANGGA DAZAL UPAMI TIASA MAH….!’” . 

Mandalajati Niskala membeberkan lebih rinci sebagai berikut: “Inilah rekayasa akibat kedengkian Dazal. Ketahuilah bahasa terlahir bukan atas sebuah kesepakatan atau rekayasa manusia. Bahasa akan terlahir mengikuti kaidah alam yang fitrah; yang merupakan ‘energy kalam’ dari PURAGABASA, UNGKARABASA, TANGARABASA, UGABASA dan WARUGABASA. Di sisi lain ada yang namanya AZASI BAHASA dan ‘Panca Maha Buta’. Tentu saja semua orang ‘BLENG’ termasuk ‘Sang Juru Rekayasa’ terhadap istilah dan kosakata di atas. Bahasa adalah energy kalam yang muncul alami selaras dengan cakupan alam. Cakupan alam dalam ruang lingkup Semesta Jagat Raya, maka logis bahasa itu dikatakan sebagai BAHASA TUHAN atau selanjutnya menjadi BAHASA KHALIFAH. 

Cakupan alam dalam ruang lingkup Bumi, maka logis bahasa itu dikatakan sebagai BAHASA IBU atau disebut sebagai BAHASA IBU HAWA. Cakupan alam dalam ruang lingkup Nusa, maka logis bahasa itu dikatakan sebagai BAHASA NUSA atau BAHASA BANGSA. Bahasa yang muncul secara runut dalam ruang lingkup Nusa disebut bahasa et~nusa atau bahasa etnis. Bahasa yang muncul tersebut otomatis akan selaras dengan alam ke~nusa~an yang ada disekitarnya. Inilah yang disebut ANAK BAHASA. Runut munculnya anak bahasa sebagai berikut: nu~’SA’ :: ma~nu~’SA’ :: et~nu~’SA’ :: ba~’SA’ (bahasa) Belajar bahasa atau sastra bagi para akhli bukan hanya soal belajar bicara, belajar buat puisi dan sebagainya, tapi seyogyanya menyelidiki keberadaan bahasa tersebut sampai pada tingkat filosofi atau tingkat hakekat. 

Ketahuilah bukan sebuah pendapat atau hipotesa bahwa segala sesuatu itu ada ketentuannya atau hukum-hukumnya. Keberadaan hukum ini menjadi ketetapan Tuhan dalam mengatur keselarasan alam. Selanjutnya hukum ini bisa disebut hukum alam.

Demikian juga dalam hal bahasa ada ketentuan alamnya. Ketentuan alam ini disebut KETENTUAN FITRAH dalam berbahasa. Tentu saja semua bahasa memiliki ketentuan Fitrah karena bahasa itu lahir mengikuti ketentuan Tuhan YMK. Bahasa Fitrah yang saya maksudkan adalah bahasa awal yang dipakai umat manusia sejak jaman Ibu Hawa”. “Jika kita mancermati secara teliti; sebuah bahasa dapat dikatakan sebagai bahasa awal umat manusia yang digunakan sejak jaman Ibu hawa, harus mampu melahirkan bahasa-bahasa turunannya. 

Bahasa Ibu Hawa tersebut lazim disebut sebagai Bahasa Ibu; atau Ibu Bahasa atau Bahasa Wiwitan karena memenuhi ketentuan alam SEBAGAI BAHASA AWAL. Inilah yang saya maksudkan bahwa bahasa Sunda sebagai BAHASA AWAL YANG DIGUNAKAN OLEH IBU HAWA, karena memiliki ketentuan alam yang tidak bisa dicapai oleh bahasa manapun. Ketentuan alam tersebut sebagai berikut:
1.BAHASA IBU HAWA harus memenuhi HUKUM-HUKUM RASIONAL, yaitu harus mampu menggambarkan KEKAYAAN KOSAKATA yang tanpa limit, karena kekayaan kosakata ini akan diwariskan kepada ‘turunannya’. Kekayaan kosakata yang tenpa limit ini disebut SASTRA JENDRA.
2.BAHASA IBU HAWA harus memenuhi KETENTUAN IRASIONAL yaitu harus mampu menggambarkan KEKAYAAN dan KELUHURAN NILAI yang tanpa limit, kerena nilai ini akan diwariskan kepada ‘turunannya’. Kekayaan dan keluhuran nilai yang tanpa limit ini disebut HAYU NINGRAT.

3.BAHASA IBU HAWA harus memenuhi KETENTUAN HIRASIONAL yaitu harus mampu menggambarkan KEKAYAAN ENERGI yang tanpa limit, kerena kekayaan energi ini akan diwariskan kepada ‘turunannya’ Kekayaan energi yang tanpa limit ini disebut PANGRUWATING DIYU”. 

“Saya yakin para akhli sastra, budaya, pilolog, antropolog dsb., akan bingung menyimak tiga ketentuan di atas; Walaupun notabene mereka para akhli, tetap saja mereka sangat tidak faham karena sederat gelar kesarjanaan yang dicapai selama ini dan dijadikan kebanggaan sebagai buah pendidikan hanyalah merupkan korban produk pemikiran Dazal Barat dan Dazal Timur, kemudian dibuat tidak sadar menjadi para propaganda pemikiran Dazal tersebut di dalam Dunia Pendidikan”. 

Mandalajati Niskala menjelaskan lebih lanjut sekaligus mengklarifikasi agar tidak menimbulkah fitnah, bahwa kesalahan itu terletak pada sistem yang dibuat oleh Dazal. Penjelasan beliau sebagai berikut: “Saya katakan dengan tegas bahwa sama sekali para akhli di atas tidak salah, karena sistem yang dibuat oleh Dazal yang menjadikan kita tidak sadar; Yang salah adalah dunia pendidikan tidak pernah melahirkan para filsuf yang handal dan hakiki, sehingga sistem dunia pendidikan dikendalikan Dazal Barat maupun Dazal Timur. Mungkin layak kita pertanyakan; Siapa Sang Produser dari Dazal Barat dan Dazal Timur yang bercokol disana? Saya sendiri tidak berniat untuk merubah scenario pendidikan, karena akan membuang energy dan bisa dikatakan melangkah terlalu cepat hingga akan terjebak di kubangan. 

Soal di atas bukan hal yang pokok dalam sebuah kebangkitan. Biarkan saja jangan hiraukan nantipun akan ada yang merobahnya”. Demikian ungkapan Mandalajati Niskala yang tidak bisa kami tuangkan seluruhnya, namun kami telah menagkap kesimpulan bahwa beliau memiliki kekayaan sulur buah fikiran yang luar biasa. Untuk hal tersebut rasanya kami tidak salah menenpatkan beliau sebagai FILSUF SUNDA Jabangtutuka Satu dari “Seribu Jabangtutuka Sunda” yang secara bergiliran akan muncul pada buku Sang Pembaharu Dunia Di Abad 21.
————————————————————
Naskah ini dicuplik dari Editing Penulis.
Judul Buku: SANG PEMBAHARU DUNIA DI ABAD 21
Sub Judul: “SERIBU JABANGTUTUKA SUNDA” Serial: “Jabangtutuka 1 Mandalajati Niskala”
Tebal Buku 200 Halaman

http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/02/15/filsafat-sastra-jendra-hayu-ningrat-pangruwating-diyu-yang-ada-kaitannya-dengan-bahasa-ibu/

Minggu, 22 Desember 2013

Pak Tua

PAK TUA
Mandalajati Niskala; Bandung,11 Maret 2000

Untaian nada 1998 terdengar sumbang tak beraturan.
Dari sekian suasana terkumpul meruncingkan benci-benci.
Bahkan seolah sesama musuh bersatu.
Mendesak menekan tubuh yang renta.
Dan hampir terlempar jurang.

Semua membawa judul lagu lama.
Lagu suara rakyat jelata.

Tentu saja Pak Tua terperanjat.
Tak mampu menahan gelombang masa menghempas.

Topan itu kan menyapu Bapak Tua macan lumpuh.
Bahkan siapa saja yang coba mendekatinya.
Semua berkhianat jadinya.
Bubar mencari selamat.

Cukuplah akhirnya

Pak Tua menanggung dosa semesta.
Dari dirinya yang sedang di akhiri menuju khusnul khatimah.
Namun yang kabur membuang puntung.
Cepat-cepat mencuci tangan.

Padahal katanya 11 Maret ’66:
Dia penyelamat bangsa.
1 Oktober ’66:
Pahlawan sejati pengkikis gembong komunis.
Aku tahu saat itu semua berseru: Hidup Bapakku.
Bahkan 32 tahun lamanya
Menyandang gelar Begawan Pembangunan.

Tadinya aku tepekur bingung.
Siapa gerangan penyusun cerita dibali layar ?
Yang menciptakan pahlawan gagah.
Lalu dijadikan macan renta tak bertulang.

Namun kini aku ingat.
Karena firasat 5 tahun yang lalu mengabariku.
Ketika Pak Tua datang dalam tidurku.
Bercerita terbata-bata dengan mata berkaca-kaca.
Menepuk pundakku dari belakang lalu meminta saran.
Aku terheran dan iba.
Padahal dia adalah seteru batinku.
Saudaraku dibantai di Aceh, Lampung dan Tanjung Priuk.

Dia buka sebuah rahasia penumbang tahta
Ketika dia siap menjadi musuh penguasa Dunia
Musuh sekampung akan terhasut.
Mengungkap luka-luka lama.
Sejarah duka Sang Proklamator menimpa dirinya.

Gelombang masa dan Mahasiswa.
Walau hanya sekedar alat pendakwa yang bisa resah karena rekayasa alur cerita.
Ampuh menjadi senjata pamungkas yang memilukan.

Aku tahu siapa gerangan pencipta resah.
Dan aku dilarangnya bercerita, mengumumkan siapa tokoh utama.

Heran aku menjadi kasihan.
Mungkin karena Pak Tua hanyalah boneka yang mulai insyaf.
Dari sekian banyak yang akan mencuat dan ditumbangkan di saat sadar.
Kemudian akan diangkat boneka baru.
Tentu mendapat giliran menumpas saudaraku yang lugu teriak ingin merdeka.

Sekarang aku sadar.
Siapa gerangan Sang Perencana.
Dan aku prihatin Pak Tua terancam mati.
Karena dia memegang kunci rahasia.
Siapa gerangan sutradara dibalik layar.
Yang membiayai keresahan Negeri ini.

Bandung,
Mandalajati Niskala
50 Puisi Filsafat Gelombang Baru


http://galuhkiwari.wordpress.com/2011/04/21/ruhsiyah-jelema-manusa/

Dosa Siapa

DOSA SIAPA
Mandalajati Niskala; Bandung, 30 sept. 1999

Ranting rapuh.
Daun-daun gugur.
Akar yang menghujam mencuat terangkat.
Tak lagi terlihat rindang ceria kota dan lagu pedesaan penawar pilu.

Calon-calon penguasa.
Kapitalis-kapitalis.
Pemuka rakyat.
Dan politisi pencuat lidah.
Berekayasa menuai keserakahan.
Mencari untung.
Apa adanya apa katanya mas media menabur racun.
Memicu subur jelata meronta-ronta.

Pohon kiara raksasa bercabang lebat yang tah pernah berbuah.
Rubuh digeranyang rayap-rayap.

Diri-diri khawatir diktatot proletar datang merajalela.

Salah siapa ?
Dosa siapa ?
Lagu merdu perkotaan berganti onar arak-arakan.

Salah siapa ?
Dosa Siapa ?
Lagu rindu pedesaan berganti jerit tangis ketakutan.
Negeri ini tergelincir.
Terbelah rebah.

Buta mata buta fakta mati hati.
Fitnah dan hasutan merajalela.
Naga-naga pencipta reka menari gembira.
Gajah dan singa renta lumpuh membisu.
Bangsa ini jadilah sasaran fitnah dunia.

Siapa gerangan yang mampu menabur benih kembali ?
Menyuburi tanah gersang negeri ini.
Dengan pepohonan rindang berbuah lebat.
Menjadi pembungkus reka perdaya dan dusta siasat naga.
Namun kelak akan disadari pula.
Siapa gerangan naga berbisa.
Di saat kekuasaan menjelang bubar oleh penumbang kapital.

Salah siapa ?
Dosa semesta merambah.
Lantaran Tuhan hanya dijadikan pajangan.
Dan agama dijadikan hiasan lidah.

Bandung,
Mandalajati Niskala
50 Puisi Filsafat Gelombang Baru

http://galuhkiwari.wordpress.com/2011/04/21/ruhsiyah-jelema-manusa/

Puisi dan Lukisan

PUISI DAN LUKISAN
Mandalajati Niskala; Bandung, 21 Juli 2000

Apakah ini sebuah artikulasi ?
Yang satu menyuguhkan alunan kata.
Yang satunya menampilkan tata warna.
Yang satu butuh lantun.
Yang lainnya butuh cahaya.
Yang satu buat telinga.
Yang lainnya buat mata.
Pena dan kwas.
Bagaikan penyair dan pelukis.
Semua orang dapat membuat dan merenungi.
Puisi dan lukisan sama-sama menawarkan tema dan cerita.

Yang satunya dibunyikan dengan kata.
Satunya lagi dipamerkan dengan warna.

Perhatikan ?
Jika aku tulis dan bacakan karya khairil dan Taufiq Ismail.
Dia tersenyum terenyuh.
Tapi jika aku lukis dan pamerkan karya Afandi dan Basuki Abdullah.
Bisa jadi akhli warisnya akan mendakwa.

Bagi Khairil dan Taufiq
Ini apresiasi.
Tapi bagi pihak Afandi dan Basuki Abdulah.
Ini adalah pembajakan.

Aneh bukan ?
Puisi yang bagus gelandanganpun tak butuh.
Lukisan yang indah konglomerat mengejar-ngejar.
Membuat puisi cukup dengan melamun.
Tapi tinta, kanvas dan kuas tidak datang tiba-tiba.

Melarat dan senang adalah cerita lama.
Ibarat sebuah lintasan yang membentang.
Di satu ujung ke ujung lainnya.
Disana kedua seniman berkisah.

Coba kita tanyakan kepada air yang jernih.
Dan api yang datang dan hilang.
Atau kepada hujan dan matahari.
Atau kepada saat yang terus bergerak.
Atau kepada gelombang suara dan cahaya.
Atau kepada hakekat ada dan tiada.
Kepada bertahan dan musnah.
Atau kita himpun lebih banyak lagi ?

Coba saja yang satu ini.
Khairil Anwar.
Sajak Aku.
Tak dirawat tak pernah musnah.
Banyak lukisan menawan tinggal cerita.
Terancam entah dimana rimbanya.

Apakah setiap puisi akan abadi ?
Dan setiap lukisan terancam musnah ?

Renungi ini !
Yang buta mata mampu menikmati syair.
Yang tuli bisu dapat menatap lukisan.

Puisi dan lukisan sarat makna untuk jadi pelajaran.
Jika kita tak tahu apa itu puisi ?
Cari tahu lebih dulu apa itu lukisan ?
Jika tak ada jawaban ?
Lebih baik kita renungkan !

Bandung,
Mandalajati Niskala
50 Puisi Filsafat Gelombang Baru


http://galuhkiwari.wordpress.com/2011/04/21/ruhsiyah-jelema-manusa/

Dalang Dalang

DALANG-DALANG
Mandalajati Niskala; Bandung, 30 Sept. 1999

Si Pandir dan si Bandit berarak-arak memecah kesunyian.
Huru-hara dipelihara menjadi aset media masa.
Bahkan kalau bisa diciptakan sekalian.

Dibelakang meja naga bertolak pinggang.
Mengulum senyum tak nampak menyuruh atau merayu.
Bahkan seolah terancam dijarah dan diperkosa.

Si Pandir dan si Bandit menjadi boneka penumbang sepanjang masa.
Membakar rakyat menciptakan hingar bingar.
Boneka-boneka bodoh.
Nanar tak sadar.
Bercuap katanya murni.
Tak ditunggangi.
Tak dikendali.

Dalang-dalang bertingkat-tingkat mengawal cerita penumbang tahta.
Amerika mafia zagat menyiapkan tangan baja.
Adalah dalang kedzoliman yang menakutkan.

Yahudi meracik taktik.
Dalang dibelakang layar.

Naga jahat saudagar Asia sebagai dalang utama
Pemberi upah semua dalang.

Mas media yang dibayar.
Menyiapkan naskah panas membara mendalangi suasana.

Bandit-bandit politik.
Si dalang lengah yang ambisi kekuasaan.

Si Pandir dan Kutu Kupret.
Dalang emperan paling merugi digaris depan, Menjadi umpan.
Tak dibayar dan hanya haus pujian.

Intelektual pembela rakyat dalang-dalangan.
Pahlawan penakut beraninya berkerubut.

Si Pandir, si Bandit dan dalang lainnya.
Meluluh lantakan Negeri ini.
Namun anehnya tak tahu malu.
Mendapat gelar pahlawan pembela rakyat.

Naga-naga jahat pengeruk harta,
Menggauli Bandit si dalang lengah jadi juragan.
Agar kelak lapangan harta terbuka lunak.

Setiap jaman cerita lama seperti ini berulang-ulang.

Perhatikan !
Kelak si dalang lengah pemilik tahta jadi pecundang.
Saat pulih ingatan dan kesadaran.

Si Pandir dan Bandit baru dibangkit lagi.
Manata naskah penumbang dasyat.
Bergerak menuruti kabar angin multi media.

Cerita dan sengsara berulang-ulang tak berubah
Jika naga tak dicegah.
Atau bangsa tak pernah sadar.
Hadirnya tangan Tuhan di bumi ini.
Yang mampu menghajar lebam si naga jahat.
Dan menyumbat akal jahat ular berbisa.
Seperti dijaman rasul dan para sahabat.
Dan Tuhan menjadi dalangnya.

Bandung,
Mandalajati Niskala
50 Puisi Filsafat Gelombang Baru

http://galuhkiwari.wordpress.com/2011/04/21/ruhsiyah-jelema-manusa/

Gunung Gede Bitu

GUNUNG GEDE BITU
ATAU TELAGA BEDAH
ADALAH TERUNGKAPNYA RAHASIA
█▀▀║█▀█║█▀║█▀█║█▀▄║█▀█
▀▀█║█║█║█▀║█║█║█║█║█▄█
▀▀▀║▀▀▀║▀▀║▀║▀║▀▀║║▀║▀
█▀▀║█║║║█▀█║█▀█║█▀█║█
█║█║█║║║█║█║█▀█║█▄█║█
▀▀▀║▀▀▀║▀▀▀║▀▀▀║▀║▀║▀▀▀
▀▀█║█▀█║█║▀▀█
█▀▀║█║█║█║▀▀█
▀▀▀║▀▀▀║▀║▀▀▀
PERHATIKAN TRISULAKATA DENGAN 9
HURUF YG TDK SALING MENGHILANGKAN
INSOEN~DIA (Hubungan Diri Dengan Tuhan)
INI~SOENDA (Kehidupan Ini Namanya Sunda)
IN~DONESIA (Dalam Kelimpahan Rahmat Tuhan)
█║█▀█║█▀▀║█▀█║█▀║█▀█║█▀▄║█║█▀█
█║█║█║▀▀█║█║█║█▀║█║█║█║█║█║█▄█
▀║▀║▀║▀▀▀║▀▀▀║▀▀║▀║▀║▀▀║║▀║▀║▀
█║█▀█║█║█▀▀║█▀█║█▀║█▀█║█▀▄║█▀█
█║█║█║█║▀▀█║█║█║█▀║█║█║█║█║█▄█
▀║▀║▀║▀║▀▀▀║▀▀▀║▀▀║▀║▀║▀▀║║▀║▀
█║█▀█║█▀▄║█▀█║█▀█║█▀║█▀▀║█║█▀█
█║█║█║█║█║█║█║█║█║█▀║▀▀█║█║█▄█
▀║▀║▀║▀▀║║▀▀▀║▀║▀║▀▀║▀▀▀║▀║▀║▀
Perubahan konstruksi huruf~huruf
dari INSOEN~DIA
menjadi INI~SOENDA
kemudian menjadi IN~DONESIA
adalah sebuah KEAJAIBAN ILAHIYAH
SEBAB TIDAK MENGHILANGKAN SATU HURUFPUN.
Ini merupakan rahasia TRISULAWEDA sbb:
INSOEN~DIA = DIMENSI AIR cikal bakal RUH
INI~SOENDA = DIMENSI TANAH cikal bakal WUJUD
IN~DONESIA = DIMENSI API cikal bakal NAFSU

Sunda sesungguhnya Global BUKAN ETNIS
Etnis berasal dari kata Et~Nusa atau Pulau
Tidak pernah ada Pulau Sunda,
Karena Sunda NAMA DUNIA.
SUNDA MILIK KITA SEMUA
Berpusat di PARAHYANGAN TENGAH,
Disebut juga SUNDAPURA SURALAYA.
SUNDA ADALAH FITRAH
DAN JANGAN COBA DIPUNGKIRI
SUNDA ADALAH PEMILIK SELURUH ASET DUNIA.

█▀▀║█║█║█▀█║█▀▄║█▀█
▀▀█║█║█║█║█║█║█║█▄█
▀▀▀║▀▀▀║▀║▀║▀▀║║▀║▀
█▀▄║█▀█║█▀█
█║█║█▄█║█║█
▀▀║║▀║▀║▀║▀
█▀▀║█║█║█▀█║█▀█║█║█
▀▀█║█║█║█║█║█▄█║█▀█
▀▀▀║▀▀▀║▀║▀║▀║▀║▀║▀
█▀█║█▀▄║█▀█║█║║║█▀█║█║█
█▄█║█║█║█▄█║█║║║█▄█║█▀█
▀║▀║▀▀║║▀║▀║▀▀▀║▀║▀║▀║▀
█▀█║█║║║█▀█║█▀█▀█
█▄█║█║║║█▄█║█║█║█
▀║▀║▀▀▀║▀║▀║▀║▀║▀
█▀▀║█║║║█▀█║█▀█║█▀█║█
█║█║█║║║█║█║█▀█║█▄█║█
▀▀▀║▀▀▀║▀▀▀║▀▀▀║▀║▀║▀▀▀
SUNDA berasal dari kata dasar SUNA
SUNA artinya adalah TATANAN
DA adalah ALAM WUJUD = ALAM DUNIA
HA adalah ALAM HIDUP = ALAM AKHIRAT
▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
Suna + Ha = Sunaha = SUNAH
SUNAH adalah TATANAN LANGIT
atau TATANAN AKHIRAT
▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
Suna + Da = Sunada = SUNDA
SUNDA adalah TATANAN BUMI
atau TATANAN DUNIA
▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀

█▀▀║█║█║█▀█║█▀▄║█▀█
▀▀█║█║█║█║█║█║█║█▄█
▀▀▀║▀▀▀║▀║▀║▀▀║║▀║▀
█▀█║█▀▄║█▀█║█║║║█▀█║█║█
█▄█║█║█║█▄█║█║║║█▄█║█▀█
▀║▀║▀▀║║▀║▀║▀▀▀║▀║▀║▀║▀
█▀█║█║║║█▀█║█▀█▀█
█▄█║█║║║█▄█║█║█║█
▀║▀║▀▀▀║▀║▀║▀║▀║▀
█▀▄║█║█║█▀█║█║█▀█
█║█║█║█║█║█║█║█▄█
▀▀║║▀▀▀║▀║▀║▀║▀║▀
█▀█║█▀▀║█▀█║║█▀█║█║█║█▀▀║█▀█║▀█▀
█▀█║█▀▀║█▀▀█║█▀▀║█║█║▀▀█║█▄█║║█
▀▀▀║▀▀▀║▀║║▀║▀║║║▀▀▀║▀▀▀║▀║▀║║▀
█▀▄║█║║║█▀█║█▀█║█▀█║█▀▄║█║█║█▀█║█▀▀
█║█║█║║║█▀█║█▄█║█║█║█║█║█║█║█║█║█║█
▀▀║║▀║║║▀▀▀║▀║▀║▀║▀║▀▀║║▀▀▀║▀║▀║▀▀▀

▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀

█▀█║█║█║█▀▄║█▀█║█║█
█▀█║█║█║█║█║█▄█║█▀▀█
▀▀▀║▀▀▀║▀▀║║▀║▀║▀║║▀
█▀█║█▀█║█▀▀║█▀█║█▀█
█▄█║█║█║█║█║█║█║█║█
▀║▀║▀║▀║▀▀▀║▀▀▀║▀║▀
║║║███║║║
█║║▀█▀║║║
▀▀█████▀█
║║█████║▀
║║▄█║█▄║║
ANGON adalah bentuk kata “Pangjero” dari
bentuk primer ANGAN atau ANGANA.
Perubahan bentuk kata ANGAN menjadi ANGON
memberi makna seseorang yg MEMILIKI ANGAN-ANGAN.
Budak Angon berarti BUDAK YG MEMILIKI CITA-CITA.
Budak Angon menggambarkan manusia BUMIAN yang
menyandang FILSAFAT BUMI atau FILSAFAT IBU dgn
misi MAMAYU HAYUNING BUWANA.
Filsafat Ibu bagi kemanusiaan tak lain adalah:
PERWUJUDAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN.
Budak Angon adalah SETIAP ORANG YANG MEMILIKI
CITA-CITA DAN PERJUANGAN UNTUK MEWUJUDKAN
KEADILAN & KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA.
Budak Angon adalah SEBUAH KARAKTERISTIK yang bisa
disandang oleh siapa saja dan berjuang merekonstruksi
FILSAFAT KEHIDUPAN BUMI SECARA FITRAH.

▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
BUDAK ANGON ADALAH
= SATRIA PININGGIT
= MANUSIA BUMIAN
= PEMBAWA SIFAT KEIBUAN
= PEMBAWA FALSAFAH BUMI
= MANUSIA SEKELAS NABI
= MANUSIA TINGKAT SATU
▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀

█▀█║█║█║█▀▄║█▀█║█║█
█▀█║█║█║█║█║█▄█║█▀▀█
▀▀▀║▀▀▀║▀▀║║▀║▀║▀║║▀
║║█║█▀█║█▀█║█▀▀║█▀▀║█▀█║▀█▀║█▀█║█▀█
║║█║█▄█║█║█║█║█║█║█║█║█║║█║║█▄█║█║█
▀▀▀║▀║▀║▀║▀║▀▀▀║▀▀▀║▀▀▀║║▀║║▀║▀║▀║▀
║║║███║║║
║║║▀█▀║║█
█▀█████▀▀
▀║█████║║
║║▄█║█▄║║
JANGOTAN adalah bentuk kata “Pangjero” dari
bentuk primer JANGGATAN atau JANGGATANA.
Perubahan bentuk kata JANGGATANA menjadi JANGGOTAN
memberi makna seseorang yg MEMILIKI HAKEKAT HIDUP.
Budak Janggotan berarti BUDAK YG MEMILIKI
PEMAHAMAN HAKEKAT HIDUP, YANG BERHUBUNGAN
ANTARA MAKHLUK DENGAN SANG PENCIPTA
Budak Janggotan menggambarkan manusia LANGITAN yang
menyandang FILSAFAT LANGIT atau FILSAFAT BAPAK dgn
misi RAHMATAN LIL ALAMIN.
Filsafat Bapak bagi kemanusiaan tak lain adalah:
PERWUJUDAN HAKEKAT HIDUP BAGI KESEMPURNAAN.
Budak Janggotan adalah SETIAP ORANG YANG MEMILIKI
PEMAHAMAN HAKEKAT HIDUP DAN BERJUANG
UNTUK MEWUJUDKAN KESEMPURNAAN KEHIDUPAN
UMAT MANUSIA DAN ALAM SEKITARNYA.
Budak Janggotan adalah SEBUAH KARAKTERISTIK yang bisa
disandang oleh siapa saja dan berjuang merekonstruksi
FILSAFAT KEHIDUPAN LANGIT SECARA FITRAH.

▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
BUDAK JANGGOTAN ADALAH
= SATRIA PINANDITA
= MANUSIA LANGITAN
= PEMBAWA SIFAT KEBAPAKAN
= PEMBAWA FALSAFAH LANGIT
= MANUSIA SEKELAS RASUL
= MANUSIA TINGKAT DUA
▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀

█▀█║║█▀█║▀█▀║█║█
█▀▀█║█▄█║║█║║█║█
▀║║▀║▀║▀║║▀║║▀▀▀
█▀█║█▀▄║█║█
█▄█║█║█║█║█
▀║▀║▀▀║║▀║▀▀▀
║║║███║║║║║║█▀█
█║║▀█▀║║█║║█║║║█
▀▀█████▀▀║║║║║█
║║█████║║║║║║█
║║▄█║█▄║║║║║║▄

RATU ADIL ADALAH PEMIMPIN DUNIA
adalah Manusia sekelas IMAM MAHDI
adalah Manusia sekelas KHALIFATULARD
adalah Manusia sekelas MAHA RAJA BUMI

SUDAH PANTASKAH menjadi RATU ADIL?
Atau SUDAH PANTASKAH menjadi IMAM MAHDI?
Atau SUDAH PANTASKAH menjadi KHALIFATULARD?
Atau SUDAH PANTASKAH menjadi MAHA RAJA BUMI?
yang pangkatnya:
Di atas Budak Angon & Budak Janggotan, atau
di atas Satria Pininggit & Satria Pinandita, atau
di atas Nabi & Rasul.

BUMI INI BUKAN DIURUS OLEH
Budak Angon & Budak Janggotan, atau
Satria Pininggit & Satria Pinandita, atau Nabi & Rasul.

BUMI INI HARUS DI URUS OLEH SANG KHALIFAH
BUMI INI HARUS DI URUS OLEH SANG KHALIFAH
BUMI INI HARUS DI URUS OLEH SANG KHALIFAH atau

BUMI INI HARUS DI URUS OLEH IMAM MAHDI
BUMI INI HARUS DI URUS OLEH IMAM MAHDI
BUMI INI HARUS DI URUS OLEH IMAM MAHDI atau

BUMI INI HARUS DI URUS OLEH MAHA RAJA BUMI
BUMI INI HARUS DI URUS OLEH MAHA RAJA BUMI
BUMI INI HARUS DI URUS OLEH MAHA RAJA BUMI atau

BUMI INI HARUS DI URUS OLEH SANG RATU ADIL
BUMI INI HARUS DI URUS OLEH SANG RATU ADIL
BUMI INI HARUS DI URUS OLEH SANG RATU ADIL
▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
RATU ADIL ADALAH MANUSIA TINGKAT TIGA
RATU ADIL ADALAH MANUSIA TINGKAT PARIPURNA
▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
(Sumber: Buku Sunda Menbedah Zaman,
Karangan: Mandalajati Niskala berikut
penjelasan dlm Cuplikan Buku
SANG PEMBAHARU DUNIA DI ABAD 21,
dan dari berbagai sumber lainnya)
▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
Bandung, 13/1/13
EMBAH JAMBRONG


Ratu Adil

  1. RATU ADILKAH ANDA?

    Ratu Adil secara personal akan sulit ditemukan oleh siapapun dan sampai kapanpun, sbb kemunculan figur ini hanya merupakan dampak logis dari seluruh rentetan perjuangan hidupnya dalam melakukan aplikasi dari sistem fitrah bagi kehidupan RAHMATAN LIL ALAMIN atau MAMAYU HAYUNING BUWANA dalam cakupan GLOBAL, yang dikenal dengan istilah TRI TANGTU DIBUANA.
    Tri Tangtu di Buwana meliputi:
    1)TIGA SISTEM FITRAH; a)Sistem Sastra Jendra, b)Sistem Hayu Ningrat, c)Sistem Pangruwating Diyu, disebut “WAHYU CAKRA NINGRAT”
    2)TIGA SISTEM ENERGI, disebut TRISULA WEDA.
    3)TIGA ZAT ABADI, disebut JAWAHAR AWAL, DLL.

    Ciri Khas Ratu Adil berjuang merekonstruksi seluruh sistem kembali kepada SISTEM FITRAH bukan bagi CAKUPAN LOKAL atau NASIONAL. Ratu Adil adalah RATU DUNIA. Dia adalah PEMIMPIN DUNIA. Dia adalah SANG KHALIFAH. Dia adalah “TANGAN TUHAN” yang mendapatkan otoritas dari Sang Rabbul’alamin Penguasa Semesta Raya untuk memperbaiki kehidupan DUNIA. Sang Khalifah Ratu Adil ini otoritinya melebihi Nabi dan Rasul.
    Sang Rabbul’alamin memberikan otoritas untuk memimpin Bumi “HANYA KEPADA SANG KHALIFAH”, bukan kepada Nabi dan Rasul (QS,2:30); sedangkan Nabi dan Rasul adalah “figur pinunjul” yang diutus untuk MEMBAWA RISALAH pada kewilayahan lokal. Arti RASUL sendiri adalah yang MEMBAWA RISALAH (resultant, resultante)

    Sebuah contoh sempurna SANG RATU ADIL KHALIFATULARD adalah Muhammad SAW. Beliau adalah seorang FIGUR YANG PALING SEMPURNA, karena beliau telah menempati ketiga jenjang kesempurnaan dalam melaksanakan amanah, sbb:
    1)Pangkat Nabi, usia 25 th dgn gelar “Al’amin” (Raja).
    2)Pangkat Rasul, usia 40 th dgn gelar “AS” (Sultan).
    3)Pangkat Khalifatulard, usia 51 th dgn gelar “SAW” (Maha Raja).

    SEBUAH TERMINOLOGI YANG PAS DAN SEPADAN, sbb:
    1)Nabi = BUDAK ANGON = SATRIA PININGGIT = RAJA
    2)Rasul = BUDAK JANGGOTAN = SATRIA PINANDITA = SULTAN
    3)Khalifatulard = RATU ADIL = IMAM MAHDI = MAHA RAJA

    BERBICARA MENJADI PEMIMPIN DUNIA:
    SUDAH PANTASKAH menjadi RATU ADIL?
    Atau SUDAH PANTASKAH menjadi IMAM MAHDI?
    Atau SUDAH PANTASKAH menjadi KHALIFATULARD?
    Atau SUDAH PANTASKAH menjadi MAHA RAJA BUMI?

    RATU ADIL HARUS MELALUI JENJANG sbb:
    Sudahkan anda menempati setingkat PEMBAWA RISALAH?
    Atau anda menempati setingkat BUDAK JANGGOTAN?
    Atau anda menempati setingkat SATRIA PINANDITA?
    Atau anda menempati setingkat SULTAN?

    UNTUK MENEMPATI KEDUDUKAN SETINGKAT Pembawa Risalah atau Budak Janggotan atau Satria Pinandita atau Sultan, tentu harus melelui jenjang sebelumnya, sbb:
    Sudahkan anda menempati setingkat NABI?
    Atau anda menempati setingkat BUDAK ANGON?
    Atau anda menempati setingkat SATRIA PININGGIT?
    Atau anda menempati setingkat RAJA?

    Sungguh Ratu Adil BUKAN SEBUAH KHAYALAN, tapi Ratu Adil adalah PENCAPAIAN KOMPETENSI DIRI dihadapan TUHAN SANG RABBUL’ALAMIN, sehingga Dia diberi otoritas UNTUK MENJADI RAHMAT BAGI ALAM SEMESTA.

    Saran saya bagi siapapun JANGAN BERMAIN-MAIN DENGAN ISTILAH RATU ADIL, padahal kita sebenarnya tidak memahaminya.

    Terima kasih semoga bermanfaat serta menjadi bahan tafakur & perjuangan bagi pihak-pihak yang mempunyai cita-cita mulia menjadi Sang Maha Raja Ratu Adil.

    Bandung, 5/1/13
    Mandalajati Niskala Cakra

    http://abahsumadi.wordpress.com/ratu-adil/

Renungan Pujangga

RENUNGAN PUJANGGA
Mandalajati Niskala; Bandung, 1 Muharam 1996 M

Segumpal jiwa hilir mudik diantara dua bola mata yang terpejam.
Di pusat kesadaran terdiam tenang dan bukan lelah.
Jika saja bukan nafas mutmainah, maka akan timbul gundah.

Saat itu senyap suasana.
Karena jiwa meresap kedalam alam.
Di atas langit bertaburan kalam-kalam.
Yang ditangkap dengan fikir dan itibar.

Rupanya ku tahu sekarang ini,
Jiwa adalah paduan.
Jantung . Hati. Paru-paru yang diikat oleh darah.

Akal adalah terminal dimana jiwa tertahan.
Fikir adalah perbuatan dimana akal bekerja.
Ilmu adalah kesimpulan dimana fikir teruji.
Hakekat ilmu adalah kebenaran.
Dia tersimpan pada gudang-gudang Tuhan.

Otak adalah kerajaan dimana jiwa bertakhta.
Jasad adalah babu dimana otak menyuruh.
Jiwa pejabat kehidupan dalam jasad.
Jiwa yang tenang sarat dengan suara Tuhan.

Dia pujangga islam.
Menyinari dunia dengan kata.
Pujangga adalah ulil albab.
Jiwa bertuah dengan kata yang mudah.
Agar puisi dapat menyinari kaum papa.
Dan mustadafin yang tak mengerti bahasa syair.

Tak ada.
Alunan bimbang dan sia-sia yang haram dalam agama.
Puisi bukan keserakahan.
Dari petualangan jiwa yang sasar.
Bukan pelampiasan.
Bukan balas dendam situasi hati.

Puisi adalah alam yang meresap kedalam jiwa.
Yang ditangkap tenaga fikir dan itibar.
Lalu dengan kata.
Memuntahkan kemaslahatan.
Puisi adalah ibadah,
Di akhir kemudian diminta peranggungjawaban.

Bandung,
Mandalajati Niskala
50 Puisi Filsafat Gelombang Baru
__________________________


http://serbamikir.wordpress.com/2012/09/20/apa-itu-manusia/

Ar Ruh

AR RUH
Mandalajati Niskala; Bandung, 14 Juni 2000

Zat kekal gelombang jagat tak kenal rusak
Sang pencipta menjadi pusat alam semesta.
Meradiasi.
Memenuhi jagat ini.
Dia adalah RUH.
Arus kehidupan pendaran Tuhan.
Menggenangi.
Seisi bumi, tanah-tanah dan lautan.
Merendam angkasa tak terbatas.
Menembus seluruh unsur yang ada didalamnya.
Menjadikan jagat raya ini hidup.

Ruh tak berwujud seperti tubuh.
Dia gelombang yang memancar kemana-mana,
Dan kehidupan ibarat pesawat penangkap.
Tumbuhan, binatang manusia diantaranya.

Jika salah satu diri mati.
Ruh yang menghidupi tetap suci dan abadi.
Bahkan dia global.
Tak pernah meranggas dan berkurang.
Pesawat berupa jasad-jasad.
Lumpuh.
Tak mampu merangkul Ruh.

Sadarkah kita?
Ada yang salah dari beberapa istilah.
Untuh Ruh yang maha sempurna.

Bandung,
Mandalajati Niskala
50 Puisi Filsafat Gelombang Baru
___________________________

http://serbamikir.wordpress.com/2012/09/20/apa-itu-manusia/

Mengenal Hakekat Diri

Saya menyimak sulur buah pikiran Filsuf Sunda Mandalajati Niskala yang memiliki pemahaman multi dimensi ilmu pada tataran potensi Universal Genius. Filsuf Sunda Mandalajati Niskala adalah salah satu contoh Manusia Sunda dengan wawasan UNIVERSAL GENIUS yang mengeluarka “RIBUAN” HIPOTESIS dan Antitesis:
——————————
MANDALAJATI NISKALA
Seorang Filsuf Sunda Abad 21
Menjelaskan Dalam Buku
SANG PEMBAHARU DUNIA
DI ABAD 21,
Mengenai
HAKEKAT DIRI

Salah seorang peneliti Sunda yang sedang menulis buku
“SANG PEMBAHARU DUNIA DI ABAD 21,
bertanya kepada Mandalajati Niskala:
“Apa yang anda ketahui satu saja RAHASIA PENTING mengenai apa DIRI itu? Darimana dan mau kemana?
Jawaban Mandalajati Niskala:
“Saya katakan dengan sesungguhnya bahwa pertanyaan ini satu-satunya pertanyaan yang sangat penting dibanding dari ratusan pertanyaan yang anda lontarkan kepada saya selama anda menyusun buku ini.
Memang pertanyaan ini sepertinya bukan pertanyaan yang istimewa karena kata “DIRI” bukan kata asing dan sering diucapkan, terlebih kita beranggapan diri dimiliki oleh setiap manusia, sehingga mudah dijawab terutama oleh para akhli.
Kesimpulan para Akhli yang berstandar akademis mengatakan BAHWA DIRI ADALAH UNSUR DALAM DARI TUBUH MANUSIA.
Pernyataan semacam ini hingga abad 21 tidak berubah dan tak ada yang sanggup menyangkalnya. Para Akademis Dunia Barat maupun Dunia Timur banyak mengeluarkan teori dan argumentasi bahwa diri adalah unsure dalam dari tubuh manusia. Argumentasi dan teori mereka bertebaran dalam ribuan buku tebal. Kesimpulan akademis telah melahirkan argumentasi Rasional yaitu argumentasi yang muncul berdasarkan “Nilai Rasio” atau nilai rata-rata pemahaman Dunia Pendidikan.
Saya yakin Andapun sama punya jawaban rasional seperti di atas.
Tentu anda akan kaget jika mendengar jawaban saya yang kebalikan dari teori mereka.
Sebelum saya menjawab pertanyaan anda, saya ingin mengajak siapapun untuk menjadi cerdas dan itu dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana.
Coba kita mulai belajar melacak dengan memunculkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kata DIRI, JIWA dan BADAN, agar kita dapat memahami apa DIRI itu sebenarnya. Beberapa contoh pertanyaan saya susun seperti hal dibawah ini:
1)Apa bedanya antara MEMBERSIHKAN BADAN, MEMBERSIHKAN JIWA dan MEMBERSIHKAN DIRI?
2)Apa bedanya KEKUATAN BADAN, KEKUATAN JIWA dan KEKUATAN DIRI?
3)Kenapa ada istilah KESADARAN JIWA dan KESADARAN DIRI sedangkan istilah KESADARAN BADAN tidak ada?
4)Kenapa ada istilah SEORANG DIRI tetapi tidak ada istilah SEORANG BADAN dan SEORANG JIWA?
5)Kenapa ada istilah DIRI PRIBADI sedangkan istilah BADAN PRIBADI tidak ada, demikian pula istilah JIWA PRIBADI menjadi rancu?
6)Kenapa ada istilah KETETAPAN DIRI dan KETETAPAN JIWA tetapi tidak ada istilah KETETAPAN BADAN?
7)Kenapa ada istilah BERAT BADAN tetapi tidak ada istilah BERAT JIWA dan BERAT DIRI?
8)Kenapa ada istilah BELA DIRI sedangkan istilah BELA JIWA dan BELA BADAN tidak ada?
9)Kenapa ada istilah TAHU DIRI tetapi tidak ada istilah TAHU BADAN dan TAHU JIWA?
10)Kenapa ada istilah JATI DIRI sedangkan istilah JATI BADAN dan JATI JIWA tidak ada?
11)Apa bedanya antara kata BER~BADAN, BER~JIWA dan BER~DIRI?
12)Kenapa ada istilah BER~DIRI DENGAN SEN~DIRI~NYA tetapi tidak ada istilah BER~BADAN DENGAN SE~BADAN~NYA dan BER~JIWA DENGAN SE~JIWA~NYA?
13)Kenapa ada istilah ANGGOTA BADAN tetapi tidak ada istilah ANGGOTA JIWA dan ANGGOTA DIRI?
Beribu pertanyaan seperti diatas bisa anda munculkan kemudian anda renungkan. Saya jamin anda akan menjadi faham dan cerdas dengan sendirinya, apalagi jika anda hubungkan dengan kata yang lainnya seperti; SUKMA, RAGA, HATI, PERASAAN, dsb.
Kembali kepada pemahaman Akhli Filsafat, Ahli Budaya, Akhli Spiritual, Akhli Agama, Para Ulama, Para Kyai dan masyarakat umum BAHWA DIRI ADALAH UNSUR DALAM DARI TUBUH MANUSIA. Mulculnya pemahaman para akhli seperti ini dapat saya maklumi karena mereka semuah adalah kaum akademis yang menggunakan standar kebenaran akademis.
Saya berani mengetasnamakan Sunda, bahwa pemikiran di atas adalah SALAH.
Dalam Filsafat Sunda yang saya gali, saya temukan kesimpulan yang berbeda dengan pemahaman umum dalam dunia ilmu pengetahuan.
Setelah saya konfirmasi dengan cara tenggelam dalam “ALAM DIRI”, menemukan kesimpulan BAHWA DIRI ADALAH UNSUR LUAR DARI TUBUH MANUSIA. Pendapat saya yang bertentangan 180 Derajat ini, tentu menjadi sebuah resiko yang sangat berat karena harus bertubrukan dengan Pendapat Para Akhli di tataran akademik.
Saya katakan dengan sadar ‘Demi Alloh. Demi Alloh. Demi Alloh’ saya bersaksi bahwa diri adalah UNSUR LUAR dari tubuh manusia yang masuk menyeruak, kemudian bersemayam di alam bawah sadar. ‘DIRI ADALAH ENERGI GAIB YANG TIDAK BISA TERPISAHKAN DENGAN SANG MAHA TUNGGAL’. ‘DIRI MENYERUAK KE TIAP TUBUH MANUSIA UNTUK DIKENALI SIAPA DIA SEBENARNYA’. ‘KETAHUILAH JIKA DIRI TELAH DIKENALI MAKA DIRI ITU DISERAHTERIKAN KEPADA KITA DAN HILANGLAH APA YANG DINAMAKAN ALAM BAWAH SADAR PADA SETIAP DIRI MANUSIA’.
Perbedaan pandangan antara saya dengan seluruh para akhli di permukaan Bumi tentu akan dipandang SANGAT EKSTRIM. Ini sangat beresiko, karena akan menghancurkan teori ilmu pengetahuan mengenai KEBERADAAN DIRI.
Aneh sekali bahwa yang lebih memahami mengenai diri adalah Dazal, namun sengaja diselewengkan oleh Dazal agar manusia sesat, kemudian Dazal menebarkan kesesatan tersebut pada dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan ‘DI UFUK BARAT’ maupun ‘DI UFUK TIMUR’.
Sebenarnya sampai saat ini DAZAL SANGAT MEMAHAMI bahwa DIRI adalah unsur luar yang masuk menyeruak pada seluruh tubuh manusia. DIRI merupakan ENERGI KEMANUNGGALAN DARI TUHAN SANG MAHA TUNGGAL. Oleh karena pemahaman tersebut DAZAL MENJADI SANGAT MUDAH MENGAKSES ILMU PENGETAHUAN. Salah satu ilmu yang Dia pahami secara fasih adalah Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu. Ilmu ini dibongkar dan dipraktekan hingga dia menjadi SAKTI. Dengan kesaktiannya itu Dia menjadi manusia “Abadi” dan mampu melakukan apapun yang dia kehendaki dari dulu hingga kini. Dia merancang tafsir-tafsir ilmu dan menyusupkannya pada dunia pendidikan agar manusia tersesat. Dia tidak menginginkan manusia mamahami rahasia ini. Dazal dengan sangat hebatnya menyusun berbagai cerita kebohongan yang disusupkan pada Dunia Ilmu Pengetahuan, bahwa cerita Dazal yang paling hebat agar dapat bersembunyi dengan tenang, yaitu MENGHEMBUSKAN ISU bahwa Dazal akan muncul di akhir jaman, PADAHAL DIA TELAH EKSIS MENCENGKRAM DAN MERUSAK MANUSIA BERATUS-RATUS TAHUN LAMANYA HINGGA KINI.
Ketahuilah bahwa Dazal bukan akan datang tapi Dazal akan berakhir, karena manusia saat ini ke depan akan banyak yang memahami bahwa DIRI merupakan unsur luar dari tubuh manusia YANG DATANG MERUPAKAN SIBGHOTALLOH DARI TUHAN SANG MAHA TUNGGAL. Sang Maha Tunggal keberadaannya lebih dekat dari pada urat leher siapapun, karena Sang Maha Tunggal MELIPUT SELURUH JAGAT RAYA dan kita semua berada TENGGELAM “Berenang-renang” DALAM LIPUTANNYA.
Inilah Filsafat Sunda yang sangat menakjubkan.
Perlu saya sampaikan agar kita memahami bahwa Sunda tidak bertubrukan dengan Islam, saya temukan beberapa Firman Allohurabbul’alamin dalam Al Qur’an yang bisa dijadikan pijakan untuk bertafakur, mudah-mudahan semua menjadi faham bahwa DIRI adalah “UNSUR KETUHANAN” yang masuk ke dalam tubuh manusia untuk dikenali dan diserah~terimakan dari Sang Maha Tunggal sebagai JATI DIRI, sbb:
1)Bila hamba-hambaku bertanya tentang aku katakan aku lebih dekat (Al Baqarah 2:186)
2)Lebih dekat aku daripada urat leher (Al Qaf 50:16)
3)Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kami disegenap penjuru dan pada nafasmu sendiri (Fushshilat 41:53)
4)Dzat Allah meliputi segala sesuatu (Fushshilat 41:54)
5)Dia (Allah) Bersamamu dimanapun kamu berada (Al Hadid 57:4)
6)Kami telah mengutus seorang utusan dalam nafasmu (AT-TAUBAH 9:128)
7)Di dalam nafasmu apakah engkau tidak memperhatikan (Adzdzaariyaat 51:21)
8)Tuhan menempatkan DIRI antara manusia dengan qolbunya (Al Anfaal 8:24)
9)Aku menciptakan manusia dengan cara yang sempurna (At Tin 95:4)
Jawaban mengenai APA DIRI ITU. DARIMANA & MAU KEMANA (Sangkan Paraning Dumadi), akan saya jelaskan secara rinci dan tuntas pada sebuah buku.

Di masa kini ke depan Sunda akan melahirkan Para Filsuf Handal yang siap menghancurkan kesalahan cara berpikir & manipulasi ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Para Filsuf Dunia.
MARI KITA MEMBUAT KARYA FILSAFAT AGAR KITA MENJADI SEORANG FILSUF, YANG BERTANGGUNG JAWAB MENGHADIRKAN KEMBALI KEBENARAN ILMU SANG MAHA PENCIPTA, sebagai mana yang dilakukan oleh Filsuf Sunda Mandalajati Niskala, yang sebagian hipotesisnya sbb:

1) Menurut para akhli di seluruh Dunia bahwa GRAVITASI BUMI EFEK DARI ROTASI BUMI.
Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala SALAH BESAR, bahwa Gravitasi Bumi TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN ROTASI BUMI. Sekalipun bumi berhenti berputar Gravitasi Bumi tetap ada.

2) Bahkan kesalahan lainnya yaitu semua akhli sepakat bahwa panas di bagian Inti Matahari mencapai 15 Juta Derajat Celcius.
Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala panas Inti Matahari SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN”.
Beliau menambahkan:“KALAU TIDAK PERCAYA SILAKAN BUKTIKAN SENDIRI”.

3) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala sangat logis menjelaskan kepada banyak pihak bahwa MATAHARI ADALAH GUMPALAN BOLA AIR RAKSASA YANG BERADA PADA RUANG HAMPA BERTEKANAN MINUS, SEHINGGA DI BAGIAN SELURUH SISI BOLA AIR RAKSASA TERSEBUT IKATAN H2O PUTUS MENJADI GAS HIDROGEN DAN GAS OKSIGEN, YANG SERTA MERTA AKAN TERBAKAR DISAAT TERJADI PEMUTUSAN IKATAN TERSEBUT. Suhu kulit Matahari menjadi sangat panas karena Oksigen dan Hidrogen terbakar, tapi suhu Inti Matahari TETAP SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN.

4) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala menegaskan: “CATAT YA SEMUA BINTANG TERBUAT DARI AIR DAN SUHU PANAS INTI BINTANG SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN. TITIK”.

5) Menurut para akhli diseluruh Dunia bahwa Gravitasi ditimbulkan oleh adanya massa pada suatu Zat.
Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala: “GAYA GRAVITASI BUKAN DITIMBULKAN OLEH ADANYA MASSA PADA SEBUAH ZAT ATAU BENDA”.
Mandalajati Niskala menambahkan: “Silahkan pada mikir & jangan terlalu doyan mengkonmsumsi buku2 Barat.

6) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala membuat pertanyaan di bawah ini yang cukup menantang bagi orang-orang yang mau berpikir:
a) BAGAIMANA TERJADINYA GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
b) BAGAIMANA MENGHILANGKAN GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
c) BAGAIMANA MEMBUAT GAYA GRAVITASI DI PLANET LAIN YG TIDAK MEMILIKI GAYA GRAVITASI?

7) Menurut para akhli diseluruh Dunia bahwa Matahari memiliki Gaya Gravitasi yang sangat besar.
Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala Matahari tidak memiliki Gaya Gravitasi tapi memiliki GAYA ANTI GRAVITASI.

8) Pernyataan yang paling menarik dari Filsuf Sunda Mandalajati Niskala yaitu:
“SEMUA ORANG TERMASUK PARA AKHLI DI SELURUH DUNIA TIDAK ADA YANG TAHU JUMLAH BINTANG & JUMLAH GALAKSI DI JAGAT RAYA, MAKA AKU BERI TAHU, SBB:
a) Jumlah Bintang di Alam Semesta adalah 1.000.000.000.000.000.000.000.000.000
b) Jumlah Galaksi di Alam Semesta adalah 80.000.000.000.000
c) Jumlah Bintang di setiap Galaksi adalah sekitar 13.000.000.000.000

9) Dll produk Filsafat seluruh cabang ilmu dari Filsuf Sunda Mandalajati Niskala YANG SIAP MENCENGANGKAN DUNIA seperti Wahyu Cakra Ningrat, Trisula Weda, Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Diri, Sastra Jendra, Filsafat Ilmu Pengetahuan & Jagat Raya, dll.

http://serbasejarah.wordpress.com/2009/08/11/tentang-sunda/