INALILLAHI WA INAILAIHI ROJIUN
Jika sudah mengamalkan innalillahi wainailaihi rojiun, sadar betul setiap fenomena, datang dari hakikat Dzat dan kembali ke Dzat, maka sudah kelu lidah untuk menjelekkan yang lain karena hakikatnya kita sadar itu dariNYA ... Ada orang jelek, misalnya secara fisik maupun behavior. Hanya Allah yang tahu siapa yang selamat dan benar.
jika sudah beriman pada qada qadar, maka lidah sudah kelu juga untuk mengatakan: “seharusnya begini begitu” atau “seandainya” dalam setiap kejadian yang datang.
Kita ikhtiar sebaik mungkin, maka lidah sudah kelu juga untuk menyesatkan atau menghakimi golongan lain. Begitu ciri-ciri perilaku praktisi rukun iman qada qadar yang sudah rido dan diridoi.
Apa yang diceritakan orang dahulu "eling lan waspada" memang benar adanya. Mulai dari eling atau sadar gerak, bertahap lebih mendalam menjadi eling pikiran atau perasaan yang muncul sebelum gerak…sampai lebih dalam lagi ke eling niat sebelum pikiran dan gerak muncul…dan eling atau sadar terhadap Sang Pemberi Niat . Inamal a’malu bi niat menyadari niat. Seperti yang Rasul sampaikan, sadar akan niat sudah mendalam sekali. Di sana ada gerbang utk menyadari sang pemberi Niat.
Dengan Innalillahi, saat ada dalam gerak kita menyadari Dzat yang menggerakan…maka kita sdh kembali kepadaNYA.
Dengan Innalillahi … kemanapun engkau menghadap (terserah dlm dimensi gerak, pikiran, niat) …saat kesadaran tembus..disitulah wajah Allah.
Jika menetapi hal ini sehari-hari. Insya Allah dimudahkan untuk selalu sadar terhadap Allah.
Wallohualam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar