Pada saatnya sang AKU harus kembali jua, INALILAHI WAINAILAHI ROJIUN, janganlah sang AKU , mengaku aku lagi. Dari Allah kembali ke Allah. maka selesai sudah tugas sang AKU.
Meski Raga kita masih mengikuti takdirnya namun sang AKU, telah kembali dalam dekapan TUHANNYA. Maka yang tampak adalah pujian Alhamdulillah. Sebab semuanya adalah hanya Allah adanya. SEGALA PUJI BAGI ALLAH.
Segala daya yang menggerakan adalah ALLAH adanya LAHAULA WALA KUWATA ILLA BILLAH. Sungguh tanpa batas semuanya diman-mana, pada mikro kosmos, pada makro kosmos.
Maka tak lelah kita ber takbir ALLAH HU AKBAR. Selesai sudah makrifat kita sampai disini.
Itulah hakekat do’a dan pujian kita.
Saat kita memikirkan sesuatu benda, maka benda lainnya tak terpikirkan lagi alias tidak ada dalam kesadaran kita. Maka benda sejatinya adalah ilusi sebuah kesadaran. KESADARAN MURNI ADALAH KESADARAN , Dzat yang senantiasa hidup dan bergerak. YANG BEBAS DARI ILUSI DAN PERSEPSI ~YANG MAHA SUCI. Inilah arti Subhanalloh…dalam sujud kita…maka pasrahkan disini.
“BAHWA SEJATINYA BUKAN KITA YANG MELEMPAR NAMUN ALLAHLAH YANG MELEMPAR”. Tidak ada lagi kehendak kita, yang ada adalah kehendak Allah. Bukan lagi kita yang menggerakkan tubuh kita, namun Allah yang menggerakan atas kesadaran diri kita. maka disini kita telah stabil…tercapailah JIWA YANG TENANG ITU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar