Rabu, 21 Mei 2014

Anak Kesadaran


Biarkan mereka memilih? Sang Khalil Gilbran berkata padamu. Kalau saja dia (anakmu) bisa memilih, maka dia akan memilih tidak terlahir dari rahimmu, dia akan memilih dari Ayah yang disuka, dan pasti bukan dirimu.  Namun selayaknya engkau dengar apa kata nabimu. “Seorang anak adalah suci, orang tuanyalah yang menjadikan dirinya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” 

Tidakkah kewajibanmu adalah menghantarkan anak-anakmu ?. Kesadaran apakah yang akan engkau susupkan ?. Kesadaran ber-Islam kah ?. Atau kesadaran lain yang mengingkari dan mendustakan ini ?. Sungguh engkau akan dimintakan pertanggung jawaban atas pengajaran apa yang engkau berikan kepada anak-anakmu.

Anak-anakmu adalah anak-anak kesadaran. Berikanlah kesadaran, agar dia sadar jika dihidupkan, dia sadar jika digerakkan, dia sadar jika di perlihatkan, dia sadar jika diperdengarkan, dia sadar jika tidak ada pilihan bagi dirinya, selain ber-serah mengikuti sunnatulloh. Tidak ada pilihan bagi anak manusia kecuali ber-ISLAM. 

Tak lekas aku melihat. Tak lepas aku memandang. Bila mataku tak setajam pedang. Kali pertama Engkau akan menghujamkan pena didadaku. Bukan diriku, bukan pula mauku. Maka anak-anakku ada disini dalam pelukanku. Mereka semua satu dalam nafasku. Mereka semua ada dalam kesadaranku. Tak kubiarkan mereka tersiksa karenaku. Akan kuhantarkan mereka ber-serah (ber-Islam) kepada pemilik kedua alam, kepada Alif Lam Lam Ha  (ALLAH).

Arif BU

Selasa, 20 Mei 2014

Kesadaran dalam shalat

Kesadaran meliputi:  akal, jiwa, ruh dan raga. Untuk diingat, sufi, tao, budhi-isme dengan kesadaran jiwa, Abu sangkan, dengan kesadaran ruh-nya, taichi dan olah lainnya dengan kesadaran raganya. Belum lagi ada ilmuwan, einstein, dll. 

Setiap kesadaran demikian dasyat bila dieskplorasi satu demi satu, tidak cukup umur kita jikalau berjalan dengan kemampuan sendiri. Biarkan Allah yang mengajarkan kepada kita. Setiap gerakan sholat, sebetulnya melatih kesadaran ini satu demi satu, coba amati saja sebagai refresing, sebagai penyempurna apa yang sudah diajarkan abu sangkan. Akan nampak sekali, setiap detail dzikir di dalam sholat kita.

            -Allahuakbar,(takbir) 

Kesadaran jiwa diperluas, seluas-luasnya hingga batas sadar dan tidak, dimana kita tidak mampu lagi kesana, dimana bila diteruskan maka kita akan kehilangan kesadaran. Dibatas itu,  Maka kita ber takbir kepada dzat yang demikian besarnya, bahkan jiwa saja tidak mampu menjangkaunya.

            -Ini wajahtu……wajahiya

kita hadapkan wajah kesadaran kita satu demi satu dalam sekian detiknya….
kesadaran akal, kesadaran ruh, kesadaran jiwa, kesadaran raga

            -la illa haillah (al fatihah) 

Berdiri diam adalah posisi mengarahkan wajah kita. Posisi ini adalah posisi mengarahkan diri kepada ~ menuju kepada arah dzat yang Esa, dengan pemahaman kesadaran yang kita miliki, memohon ditunjukan jalannya para nabi.

            - subhanalloh (rukuk sebagai kesadaran jiwa),

kesadaran akal dan kesadaran jiwa sering berinteraksi, dengan kesadaran jiwa yang mampu kita pahami maka tasbih ini meluncur dengan benar

            -ina lilahi wa inailahi rojiun (bangun dari rukuk),

Saat bangun dari rukuk, segala persepsi kita kembalikan kepada Allah, melintas tanpa batas lepas total…blazz…kita akan kehilangan keseimbangan, kita akan kehilangan kesadaran sekian per detik dengan kecepatan luar biasa, mungkin terlempar, …sedikit demi sedikit kesadaran muncul kembali bersama daya yang merambat, bersama helaan nafas satu-satu..kita tertunduk..luruh..

            -lahaula wala quwata (diam tumakninah), 

Muncul kesadaran ruh..kesadaran daya yang menggerakan diri kita merambat dengan pasti, menghasilkan dingin yang tak terkata, seperti semut sedang bergerak, mulailah mengamati dengan ini, bagaimana angin, bagaimana pergerakan bumi, planet, alam semesta, diam tumakninah merasakan gerak hidup dengan kesadaran. Kita akan paham ada sebuah daya luar biasa yang menggerakkan itu semua. Maka tanpa sadar kita memujinya, “segala puji bagai Allah sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Dia kehendaki..”.

            -subhanalloh (sujud sebagai kesadaran akal),

            -kudrat sebagai khalifah  habluminalloh dengan kesadaran utuh, (diduduk diantara dua sujud),

Dengan kesadaran bahwa kita adalah hanya kudrat Allah semata, menyatukan semua kesadaran dalam diri kita sebagai manusia, sang khalifah yang memiliki banyak kelemahan maka tanpa sadar kita berdoa…robifirli….kita siapkan diri kita untuk mewakiliNYA. Inilah wilayah HAMBLUMINANNAS

            - Wilayah HAMBA dan SANG KHALIK.

Tahiyat sebagai hambluminalloh, kepada teladan para nabi maka kita memuji ke teladanan mereka. Mengarahkan kesadaran kita kepada teladan ini. Maka kita mohon kepada Allah jalan ini. Sebagai wujud ketidak berdayaan kita untuk melaluinya sendiri. maka kesadaran kita meluncur kepada kesadaran para nabi ini.
Bila kita perhatikan kesadaran akal, mendapat porsi dua kali untuk disucikanNYA, dalam tiap rokaat sholat.


Maka methode Ihsan, methode Islam adalah menyempurnakan apa-apa yang sudah ada, menyempurnakan kitab terdahulu, menyempurnakan ajaran-ajaran para nabi yang sudah pernah ada, di seantero muka bumi ini.

 Dengan membaca semua itu kita menjadi paham bahwa kita hanyalah manusia, yang benar dari Allah datangnya, sulit saya meramu ke dalam tulisan jadi mohon maklum, saya yang hanya dititipi muntah-muntah beberapa kali. Maka saya tulis saja cepat-cepat. Biar langsung di transfer saja, kalau ada yang kurang jelas mohon maklum, eksplorasi saja sendiri, dari hasilnya nanti mungkin ada petunjuk lagi.
wasalam

Doa

Pada saatnya sang AKU harus kembali jua,  INALILAHI WAINAILAHI ROJIUN, janganlah sang AKU , mengaku aku lagi. Dari Allah kembali ke Allah. maka selesai sudah tugas sang AKU. 
Meski Raga kita masih mengikuti takdirnya namun sang AKU, telah kembali dalam dekapan TUHANNYA. Maka yang tampak adalah pujian Alhamdulillah. Sebab semuanya adalah hanya Allah adanya. SEGALA PUJI BAGI ALLAH. 

Segala daya yang menggerakan adalah ALLAH adanya LAHAULA WALA KUWATA ILLA BILLAH. Sungguh tanpa batas semuanya diman-mana, pada mikro kosmos, pada makro kosmos. 
Maka tak lelah kita ber takbir ALLAH HU AKBAR. Selesai sudah makrifat kita sampai disini.  
Itulah hakekat do’a dan pujian kita.

Saat kita memikirkan sesuatu benda, maka benda lainnya tak terpikirkan lagi alias tidak ada dalam kesadaran kita. Maka benda sejatinya adalah ilusi sebuah kesadaran. KESADARAN MURNI ADALAH KESADARAN , Dzat yang senantiasa hidup dan bergerak. YANG BEBAS DARI ILUSI DAN PERSEPSI ~YANG MAHA SUCI. Inilah arti Subhanalloh…dalam sujud kita…maka pasrahkan disini. 

“BAHWA SEJATINYA BUKAN KITA YANG MELEMPAR NAMUN ALLAHLAH YANG MELEMPAR”. Tidak ada lagi kehendak kita, yang ada adalah kehendak Allah. Bukan lagi kita yang menggerakkan tubuh kita, namun Allah yang menggerakan atas kesadaran diri kita. maka disini kita telah stabil…tercapailah JIWA YANG TENANG ITU.

Innalilahi

 INALILLAHI WA INAILAIHI ROJIUN

Jika sudah mengamalkan innalillahi wainailaihi rojiun, sadar betul setiap fenomena, datang dari hakikat Dzat dan kembali ke Dzat, maka sudah kelu lidah untuk menjelekkan yang lain karena hakikatnya kita sadar itu dariNYA ... Ada orang jelek, misalnya secara fisik maupun behavior.  Hanya Allah yang tahu siapa yang selamat dan benar.

jika sudah beriman pada qada qadar, maka lidah sudah kelu juga untuk mengatakan: “seharusnya begini begitu” atau “seandainya” dalam setiap kejadian yang datang.
Kita ikhtiar sebaik mungkin, maka lidah sudah kelu juga untuk menyesatkan atau menghakimi golongan lain.  Begitu ciri-ciri perilaku praktisi rukun iman qada qadar yang sudah rido dan diridoi. 

Apa yang diceritakan orang dahulu "eling lan waspada" memang benar adanya. Mulai dari eling atau sadar gerak, bertahap lebih mendalam menjadi eling pikiran atau perasaan yang muncul sebelum gerak…sampai lebih dalam lagi ke eling niat sebelum pikiran dan gerak muncul…dan eling atau sadar terhadap Sang Pemberi Niat . Inamal a’malu bi niat menyadari niat.  Seperti yang Rasul sampaikan, sadar akan niat sudah mendalam sekali. Di sana ada gerbang utk menyadari sang pemberi Niat. 
Dengan Innalillahi, saat ada dalam gerak kita menyadari Dzat yang menggerakan…maka kita sdh kembali kepadaNYA.

Dengan Innalillahi … kemanapun engkau menghadap (terserah dlm dimensi gerak, pikiran, niat) …saat kesadaran tembus..disitulah wajah Allah. 
Jika menetapi hal ini sehari-hari.  Insya Allah dimudahkan untuk selalu sadar terhadap Allah.
Wallohualam

Daya Yang menggerakkan


Daya yang menggerakan
Jika manusia menjatuhkan ‘ kehendak’ pada niat nya kepada selain Allah. Kepada materi misalnya;  Maka daya yang bekerja adalah DAYA MATERI, sehingga  Seluruh usahanya dilakukan dengan menimbulkan medan energi materi. JIka manusia secara terus menerus selalu menggunakan daya ini, akan menyiksa manusia itu sendiri. Manusia akan terjebak di dalamnya.Jiwa akan ter-cover; Jiwa menjadi KAFIR. Maka  akan kita dapati ; manusia dengan wajah gahar. Manusia yang selalu menantang Allah, manusia yang menimbulkan kerusakan di muka Bumi, melakukan kekerasan dan lain sebagainya. Sebagaimana seluruh perilaku ‘akhlak’ orang-orang  kafir yang di ceritakan Al qur’an.

Daya dimensi materi lainnya adalah Daya wanita (syahwat) yang bekerja padanya, daya tahta yang bekerja padanya,, daya harta yang bekerja padanya. Kita akan melihat perilaku mereka sehari-hari. 
Kemudian bagaimana jika daya yang bekerja padanya adalah; daya sembahan sembahan selain Allah; daya dewa, daya berhala, daya nenek moyang mereka (karomah); mereka adalah makhluk-makhluk Allah.. Dalam dimensi yang Ghaib.  Maka kita akan dapat memperhatikan perilaku; perilaku sombong, merasa lebih, menentang, dan lain sebagainya. Silahkan merujuk Al Qur'an bagaimana kesudahannya orang ini.

Sesungguhnya daya siapakah yang mestinya kita biarkan bekerja pada diri kita ?.  Maka Islam dengan tegas mengajarkan kepada kita postulat;  “ LA HAULA WALA KUAWATA ILA BILLAH”. Tiada daya upaya selain Allah. Inilah ‘upaya’ yang benar, sebagai  jalan yang lurus. Inilah Daya illahi-ah yang merupakan  dimensi tertinggi. Maka hendaknya kita arahkan kehendak dan niat kita hanya kepada Allah.

Selanjutnya kita pun juga dapat melihat kesudahannya bagi siapa yang berserah diri; untuk merelakan daya illahiah yang bekerja pada diri kita; mereka adalah ahli syurga.  Bagaimana Kemudian mereka; perilaku yang tampak. Sebuah ‘akhlak’ yang lembut namun tegas, lentur namun keras, halus namun kuat, penuh keyakinan, penuh kepasrahan, ketenangan, kekuatan, penuh empati dan lain sebagainya.  Sebagaimana teladan tersebut dapat kita lihat dalam diri Rosululloh.

Begitu halusnya sebuah daya, sehingga sangat sulit bagi kita yang tidak terlatih untuk mengenalinya. Maka marilah kita senantiasa terus melakukan MEDITASI DALAM SETIAP GERAK KITA. Mengamati, mengenali DAYA apa yang bekerja pada diri kita. Kemudian kita hadapkan hasil pengamatan kita kepada Allah, memohon pengajaran-NYA. Semoga kita beruntung dalam mengenali daya-Nya.   
” Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al Anfaal :17)

Senin, 19 Mei 2014

Air Mata

PEREMPUAN dn AIR MATA
Suatu hari, seorang pria berdoa dalam keadaan marah dan emosi. Ia sebal pada pasangannya yang seringkali menangis dan memanfaatkan air mata di setiap perdebatannya. Ia bosan. Sungguh bosan.

Tak mau terlibat dalam emosi yang negatif, iapun sujud dan berdoa, meminta pertolongan pada  اَللّهَ. Tuhan YME

“Ya  اَللّهَ.   mengapa sih wanita sering menangis? Aku bosan dan jenuh melihat dan mendengarnya,” keluh pria itu.

Jawab  اَللّهَ.   kepadanya:

“Karena wanita itu unik. AKU menciptakannya tidak sama seperti kamu. Ia adalah makhluk yang istimewa.

KU kuatkan bahunya untuk menjaga anak-anakmu kelak.

KU lembutkan hatinya untuk memberimu rasa aman.

KU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia.

KU teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah.

KU beri naluri untuk tetap menyayangi walau dikhianati dan disakiti oleh orang yang disayangi.

KU hembuskan kasih sayang agar ia bisa mencurahimu dengan perhatian.

KU buat matanya lentik karena ia akan menjadi jendela kedamaian.

KU buat senyumnya merekah seperti mahkota bunga untuk membuatmu tetap mengingat indahnya dunia.

KU buat tangannya terampil untuk menjagamu agar tak pernah kekurangan.

Tapi jika suatu saat ia menangis.

Itu karena AKU memberikannya air mata untuk membasuh luka batin dan memberikan kekuatan yang baru. Bukanlah sebuah tanda kelemahan dan kekalahan.”

Pria itupun tertegun sejenak. Diambilnya langkah bergegas, dipeluk dan diusapnya air mata di pipi orang yang dicintainya. “Aku akan membantumu menghapus luka batin itu…” my <3 :). 

Selasa, 13 Mei 2014

Umur 40 tahun

🍫 BILA USIA SUDAH 40 TAHUN...

Oleh: Ustadz Fachruddin Nu'man, Lc حفظه الله

Sebagian ulama berkata,
"Usia adalah modal hidup seorang hamba, ia membelanjakan untuk dirinya, walaupun banyak pada hakikatnya sedikit, walaupun umurnya panjang hakikatnya pendek, cita-cita manusia diputus dengan kema-tiannya."

Dari sinilah Islam menganjurkan kita agar segera beramal shalih dan tidak boleh menyia-nyiakan waktu tanpa ada manfaat untuk akhiratnya walaupun hanya sebentar. (Fatawa Ulama Azhar 10/331)

Abu Bakar pernah berkhotbah, "Ketahuilah wahai hamba Allah. Kalian hidup pada waktu pagi dan sore. Kalian tidak tahu ajal kalian. Jika kalian mampu menggunakan umurmu untuk beribadah kepada Allah, tentunya kalian tidak akan mampu tanpa pertolongan Allah maka bersegeralah beramal shalih waktu hidupmu sebelum berakhir ajalmu, agar kamu tidak mengakhiri hidupmu dengan kejahatanmu."

“Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya telah sampai 40 tahun ia berdoa: 'Ya Rabb tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku, sesungguhnya aku bertobat kepada engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'”.
[QS. Al-Ahqaf (46): 15]

Ibnu Katsir berkata,
“Siapapun yang telah menginjak usia 40 tahun harus memperbaharui taubat dan bertekad tidak mengulangi lagi kesalahan serupa”. (Tafsir Ibnu Katsir, pembahasan surat Al Ahqaf ayat 15)

Senin, 12 Mei 2014

Brunei

Media Barat Sibuk Mengancam Undang2 Brunei, INI JAWABAN BRUNEI UNTUK BARAT!!
___________________________________
Dalam beberapa hari ini media barat seperti CNN dan media barat lain nya sekarang ni sibuk mengancam Brunei sbb Undang Syariah Islam. Mereka memboikot semua hotel2 dan kepentingan Brunei. Berikut salah satu jawapan Kerajaan Brunei kpd mereka
-----------------------
BANDAR SERI Bagawan , Brunei - Di negara-negara Anda berlatih kebebasan berbicara , kebebasan pers , kebebasan beragama , dll. Ini Ada dalam konstitusi sistem politik Anda, identitas nasional Anda , hak Anda, cara hidup Anda .

Di negara saya , kami berlatih Melayu , Islam , sistem Monarki dan kita akan mulai berlatih hukum-hukum Islam , Hukum Syariah . Islam dalam konstitusi kita , identitas nasional kita , hak-hak kita , cara hidup kita .

Kita mungkin menemukan celah dalam hukum dan sistem peradilan dan Anda mungkin telah menemukan kita , tapi ini adalah negara kita . Sama seperti Anda berlatih hak Anda untuk menjadi gay , dll untuk dunia ini Anda tinggal di saat ini , kami berlatih hak kami untuk menjadi Muslim bagi dunia dan akhirat .

Ini adalah sebuah negara Islam yang mempraktekkan hukum Islam. Mengapa Anda tidak khawatir tentang anak-anak Anda yang ditembak mati di sekolah-sekolah , khawatir tentang penjara Anda tidak mampu untuk menampung narapidana , khawatir tentang tingginya tingkat kejahatan Anda dan DUIs , khawatir tentang marak nya bunuh diri dan tingkat aborsi yang tinggi, khawatir tentang apa pun yang harus anda khawatirkan tentang anda sendiri. Banyak agama menentang homoseksualitas, itu bukan hal baru .

Saat Anda mendengar bahwa Islam dan Muslim membuat berdiri dan berusaha untuk menegaskan kembali iman mereka , engkau menghakimi , Anda boikot , Anda mengatakan bahwa itu salah , itu bodoh , itu biadab.

Sekali lagi, kembali lagi ke orang-orang yang perlu anda khawatir yang seperti saya sebut di atas, bahwa Anda harus fokus pada yang telah saya sebutkan sebelumnya . Apakah tidak salah untuk melegalkan senjata mematikan , itu tidak salah untuk memungkinkan bayi yang belum lahir untuk dibunuh , itu tidak salah untuk memungkinkan gaya hidup yang menghasilkan AIDS dan penghentian generasi berikutnya ?

Mengapa kau begitu peduli apa yang terjadi di sini, di sebuah negara Islam padahal anda bahkan tidak membuka mata tentang Suriah , Bosnia , Rohingya , Palestina , dan lain-lain

Ribuan orang dibunuh di sana dan Anda tidak peduli , tidak ada seorangpun yang tewas di sini di bawah hukum Syariah ini , dan Anda membuat keributan besar , bahkan ketika warga di sini yang langsung terkena dampaknya , menerima dengan damai .

Hukuman mungkin keras tetapi tidak berarti lebih mudah untuk dilakukan . Ada proses yang harus dilalui sebelum suatu keyakinan yang sebenarnya . Kami baik-baik saja dengan itu , kami senang . - Brunei United.

Kamis, 08 Mei 2014

Innalilahi

INALILLAHI WA INAILAIHI ROJIUN

Jika sudah mengamalkan innalillahi wainailaihi rojiun, sadar betul setiap fenomena, datang dari hakikat Dzat dan kembali ke Dzat, maka sudah kelu lidah untuk menjelekkan yang lain karena hakikatnya kita sadar itu dariNYA ... Ada orang jelek, misalnya secara fisik maupun behavior.  Hanya Allah yang tahu siapa yang selamat dan benar.

Jika sudah beriman pada qada qadar, maka lidah sudah kelu juga untuk mengatakan: “seharusnya begini begitu” atau “seandainya” dalam setiap kejadian yang datang.
Kita ikhtiar sebaik mungkin, maka lidah sudah kelu juga untuk menyesatkan atau menghakimi golongan lain.  Begitu ciri-ciri perilaku praktisi rukun iman qada qadar yang sudah rido dan diridoi.

Apa yang diceritakan orang dahulu "eling lan waspada" memang benar adanya. Mulai dari eling atau sadar gerak, bertahap lebih mendalam menjadi eling pikiran atau perasaan yang muncul sebelum gerak…sampai lebih dalam lagi ke eling niat sebelum pikiran dan gerak muncul…dan eling atau sadar terhadap Sang Pemberi Niat . Inamal a’malu bi niat menyadari niat.  Seperti yang Rasul sampaikan, sadar akan niat sudah mendalam sekali. Di sana ada gerbang utk menyadari sang pemberi Niat.

Dengan Innalillahi, saat ada dalam gerak kita menyadari Dzat yang menggerakan…maka kita sdh kembali kepadaNYA.

Dengan Innalillahi … kemanapun engkau menghadap (terserah dlm dimensi gerak, pikiran, niat) …saat kesadaran tembus..disitulah wajah Allah.
Jika menetapi hal ini sehari-hari.  Insya Allah dimudahkan untuk selalu sadar terhadap Allah.

Wallohualam
(Disadur dari Arif Budi Utomo)